ng-Iklan

smart banner


Referensi dari berbagai sumber mengatakan, salah satu penyebab kegagalan startup dalam menjalankan bisnisnya adalah kurangnya dalam mempersiapkan strategi marketing dan penerapannya. Hal ini seharusnya sudah matang sebelum membangun segala sesuatu yang dibutuhkan dalam mengawali usaha. Bila terlambat maka cost yang dikeluarkan menjadi mubazir atau seharusnya bisa digunakan untuk hal lainnya terlebih dahulu. Tiap hari puluhan hingga ratusan startup bisnis online tumbuh di tanah air. Media toko online berbasis website maupun bentuk aplikasi dengan kemudahan pembuatannya sangat banyak ditawarkan oleh berbagai platform penyedia layanan. Alhasil, kurang dari 3 bulan berguguranlah bagai daun kering di musim kemarau.

Walau demikian, tidak ada sesuatu yang seratus persen tanpa hasil. Pasti ada pengalaman berharga yang dapat dipetik dan dapat dijadikan guru dalam mengarungi dunia usaha di masa mendatang.

Iklan adalah salah satu strategi marketing yang mutlak dibutuhkan dalam mengawali usaha. Walau usaha sudah jalanpun masih sangat dibutuhkan. Justru semakin besar usahanya maka semakin besar pula budget alokasi ke sana. Kenapa? Ya, iklan atau apapun sinonimnya, selain berfungsi sebagai media berpromosi juga sebagai alat menyatakan eksistensi usaha. Dengan beriklan secara terus menerus, sebuah perusahaan tercitrakan kokoh dan sehat. Masyarakat semakin percaya dengan mutu produk yang ditawarkan dan loyal menjadi konsumen. Psikisnya telah terbangun kepercayaan dan sulit berpindah ke lain hati. Lihat perusahaan-perusahaan besar di tanah air. Alokasi dananya bisa mencapai 60% dari total biaya operasional untuk berkampanye.







Lalu bagaimana dengan kita? Modal minim dan sebagian yang lain berjuang dari nol. Tentu harus berpikir dan berusaha lebih keras untuk mencapai kesuksesan. Bagaimana caranya agar secara kontinyu dapat berpromosi dan di sisi yang lain usaha bisa terus eksis dan menghasilkan. Harapannya adalah promosinya berbuah manis, dagangannya laku. Namun bagaimana jika promosinya belum berbuah, masih terus minta dipupuk dan disiram. Selain bersabar tentu harus memutar otak lebih keras lagi.




Jika kita memandang beriklan itu sebagai sebuah beban maka itu memang akan menjadi beban karena di sisi yang lain kita harus berusaha menutupi pengeluaran walaupun belum ada penghasilan. Berapa biaya yang terus dikeluarkan untuk langganan iklan premium? Atau secara manual, berapa banyak waktu dan tenaga yang dihabiskan untuk tiap kali posting ke berbagai media?
Berbeda halnya jika kita melihat beriklan itu adalah sebuah obyek, bagian dari komoditi yang dikelola maka itu akan menghasilkan double keuntungan. Kenapa google semakin menjadi raksasa dunia maya, salah satu jawabannya adalah karena bisnis adwords, adsense dan admobnya.


Sekarang sudah jamannya obyek iklan menjadi komoditi. Kita bisa lihat, di situs apapun dan di aplikasi manapun penuh dengan iklan. Jangan mau hanya menjadi penonton, lebih-lebih jadi "korban" iklan. Ciptakan iklan usaha menjadi pendapatan sampingan kita. Satu alasan kuat mengapa komoditi iklan memiliki prospek cerah. Karena iklan adalah komoditi abadi yang tidak ada matinya. Jaman semakin maju maka iklan semakin laku.

Pipi plan menawarkan double keuntungan seperti paparan di atas. Berikut adalah gambaran lengkapnya yang bisa Anda simak.

Pipiplan adalah singkatan dari pasang iklan panen inkam, sebuah program periklanan yang smart dan pro start up dan UMKM untuk menaikkan konversi penjualan dan merubah beban usaha promosi menjadi pendapatan.
Sistem penyebarannya melalui sebuah kerangka besar terintegrasi, dengan konsep berbasis jalinan, infra strukturnya terbangun dan terus berkembang pesat. Pada awal tahun 2016 telah mulai dirintis dan diuji coba di skala lokal. Hasilnya, tentu tidak semulus yang dibayangkan karena sesuatu yang dianggap asing memerlukan perjuangan dalam merubah maindset seseorang. Tapi itu hanya awalnya, lambat laun masyarakat mulai paham. Prinsip dasar pipi plan adalah pagelar (pariwara gethok tular), nama pada waktu itu, yang sebetulnya ini adalah budaya asli kita. Gethok tular (bhs Jawa), dalam KBBI berarti penyampaian informasi secara verbal dari mulut ke mulut. Dalam era digital ini gethok tular telah memiliki pakaian baru, diantaranya adalah adanya media sosial.







EB Wahyuno
Founder pipiplan


"Beranda"


Baca lagi di sini.


© smart media 2019

Komentar